Banten, Berita Rakyat News
Kerusakan yang terjadi pada ruas jalan nasional Batas Kota Tangerang-Batas Kabupaten Serang, seakan sudah menjadi pemandangan rutin bagi para pengguna jalan lintas Jawa-Sumatera tersebut. Pasalnya, kerusakan itu tak pernah bisa ditangani dengan baik oleh Satuan Kerja (Satker) terkait.
Kondisi terakhir dari pantauan Aktivis BarakIndonesia belum lama ini, kerusakan terdapat disekitar pasar dadakan di Kecamatan Jayanti kabupaten Tangerang. Pada lokasi tersebut, tampak sebagian badan jalan sudah terkelupas dan berlubang.
Kerusakan yang paling parah adalah disekitar Alfamart tak jauh dari kantor Kecamatan Jayanti. Pada lokasi tersebut, tampak badan jalan dipenuhi lubang-lubang besar dengan kedalaman yang berkisar antara 12-30 setimeter.
Kemudian kerusakan yang sama dan tidak kalah mengkhawatirkan juga adalah disekitar pasar Gembong, dan disekitar pos penarikan retribusi milik Pemkab Tangerang.
Salah seorang warga Kecamatan Jayanti, Solihin (35), yang diminta komentarnya atas kerusakan jalan yang terdapat disekitar Alfamart Jayanti mengungkapkan, sudah tidak terhitung lagi jumlah pengendara kendaraan roda dua yang terjerembab kedalam lubang-lubang besar tersebut. “Setiap hari ada saja para pengendara yang terjerembab kedalam lubang-lubang itu. Biasanya adalah para pengendara jarak jauh yang akan menyeberang ke Sumatera atau sebaliknya,” ujarnya.
Menurut Solihin, lubang-lubang yang terdapat pada badan jalan itu, tak ubah seperti kolam yang tidak terawat pada saat hujan. “Menurut kami, alangkah baiknya jalan ini dijadikan tambak udang saja. Maksudnya biar jelas pak, ini jalan atau kubangan. Biar tidak ada yang jatuh lagi karena jalanan yang berlubang,” ungkapnya.
Sekilas terlihat, kerusakan pada ruas jalan nasional yang menjadi kewenangan Satker Pelaksanaan Jalan Nasional Metropolitan II DKI Jakarta seperti disekitar Alfamart, lebih disebabkan karena tidak adanya saluran drainase, terlebih lagi permukaan jalan yang rata dengan permukaan tanah disisi kiri dan kanan jalan. Tidak adanya usaha perbaikan melalui pemeliharaan rutin pada saat kerusakan masih belum terlalu parah, juga memperburuk kondisi kerusakan jalan tersebut.
Selain itu, kerusakan juga sudah nampak pada bagian jalan yang baru dibangun menggunakan konstruksi rigid pavement di TA 2011 lalu. Kerusakan yang harus segera mendapat perbaikan tersebut, mulai terlihat pada bagian sambungan antara konstruksi jalan baru dengan konstruksi jalan utama (tengah). Celah yang terbuka lebar pada bagian sambungan yang rompal itu, semakin mempermudah masuknya air hujan kedalam konstruksi jalan baru. Entah perencanaan seperti apa yang dibuat oleh Ditjen Bina Marga Kementerian PU untuk konstruksi jalan baru tersebut, yang jelas tidak ada cairan perekat atau siraman aspal leleh yang terlihat menutupi celah antar sambungan. Dan hal itulah yang disinyalir membuat sambungan jalan sangat mudah rusak tergerus roda kendaraan. (Aktivis Barak Indonesia)*
0 komentar:
Posting Komentar