Kota Serang, Berita Rakyat News
Lantaran langsung mengalami kerusakan usai dikerjakan, aparat penegak hukum diminta menyelidiki proses pembangunan jalan raya Taktakan.
Seperti diketahui, jalan raya Taktakan baru saja selesai dikerjakan pada awal tahun 2013 ini. Namun belum genap satu minggu selesai dikerjakan, jalan hotmix tersebut langsung mengalami kerusakan disana-sani.
Pantauan terakhir pada Senin (14/1/2013), kerusakan yang terjadi pada ruas jalan itu semakin parah. Bahkan pada lubang-lubang yang terdapat disekitar Puskesmas Taktakan sudah tampak terisi air hujan dan membuat lubang-lubang tersebut semakin membesar. Tidak adanya drainase dilokasi tersebut membuat air dengan leluasa mengalir diatas badan jalan. Kerusakan yang sudah terjadi sekitar tiga hari usai dikerjakan itu, jika dibiarkan maka akan terus berlanjut, sehingga selain membahayakan keselamatan pemakai jalan, juga akan membuat jalan itu tidak layak dilalui kendaraan.
Tidak hanya itu, genangan air hujan yang terlihat semakin parah persis didepan kantor DPD Partai Amanat Nasional (PAN) juga dipastikan akan membuat jalan yang semula rusak parah itu akan kembali mengalami kerusakan. Minimnya drainase, dan karena posisi badan jalan yang lebih renda dari permukaan tanah, membuat air leluasa mengalir diatas permukaan jalan.
Selain itu, badan jalan persis didepan kuburan umum Cigabus yang sejak beberapa hari terakhir sudah tergenang air hujan, juga dipastikan akan merusak konstruksi jalan. Dari pantauan dilokasi tersebut, air menggenangi badan jalan lantaran posisi drainase yang lebih tinggi daripada badan jalan.
Selanjutnya kerusakan juga mulai terlihat disekitar perempatan cigabus, Desa Taktakan. Kerusakan dilokasi tersebut, selain berupa lubang-lubang kecil, terlihat juga adanya indikasi penurunan setempat.
Tidak hanya pada ruas jalan yang baru dibangun pada tahun anggaran 2013 ini, namun kerusakan juga sudah mulai terlihat pada badan jalan yang dibangun pada tahun anggaran 2011 lalu, seperti di sekitar Kp.Soyog, Desa Taktakan. Kerusakan itu adalah berupa penurunan setempat, yang jika dibiarkan akan membentuk retakan-retakan, sehingga air dapat meresap dan merusak konstruksi jalan secara lebih luas. Penurunan setempat itu diduga terjadi akibat daya dukung konstruksi jalan atau badan jalan tidak memadai atau menurun akibat pengaruh air. Kemungkinan penyebab lainnya, disinyalir karena mutu bahan dan pekerjaan konstruksi perkerasan tidak seragam, serta kurangnya dukungan samping dari bahu jalan karena konstruksi bahu jalan yang disinyalir tidak padat.
Karenanya, Barisan Rakyat Anti Korupsi (Barak) meminta aparat hukum segera melakukan penyelidikan atas persoalan tersebut. Terlebih dengan tidaknya usaha perbaikan dari dinas terkait setelah adanya keluhan masyarakat melalui media masa sejak beberapa waktu lalu. (Aktivis Barak Indonesia )*
0 komentar:
Posting Komentar